Metodologi Penelitian
Definisi Metodologi
Metodologi
penelitian merupakan sebuah cara untuk mengetahui hasil dari sebuah
permasalahan yang spesifik, dimana permasalahan tersebut disebut juga dengan
permasalahan penelitian.
Dalam
Metodologi, peneliti menggunakan berbagai kriteria yang berbeda untuk
memecahkan masalah penelitian yang ada. Sumber yang berbeda menyebutkan bahwa
penggunaan berbagai jenis metode adalah untuk memecahkan masalah.
Jika
kita berpikir tentang kata “Metodologi”, itu adalah cara mencari atau
memecahkan masalah penelitian. (Research Institute Industrial, 2010).
Dalam Metodologi, peneliti selalu berusaha untuk mencari pertanyaan yang
diberikan dengan cara-cara yang sistematis yang digunakan dan berupaya untuk
mengetahui semua jawaban sampai dapat mengambil kesimpulan. Jika penelitian
tidak dilakukan secara sistematis pada masalah, akan lebih sedikit
kemungkinannya untuk dapat mengetahui hasil akhir. Untuk menemukan atau
menjelajahi pertanyaan penelitian, peneliti akan menghadapi berbagai permasalahan,
dimana semua itu baru dapat diselesaikan secara efektif jika menggunakan
metodologi penelitian yang benar (Industrial Research Institute, 2010).
Dalam istilah sederhana, metodologi dapat diartikan sebagai, memberikan
sebuah ide yang jelas tentang metode apa atau peneliti akan memproses dengan
cara bagaimana di dalam penelitiannya agar dapat mencapai tujuan penelitian.
Dalam rangka untuk merencanakan proses penelitian secara keseluruhan dan
agar penelitian dapat selesai tepat waktu serta penelitian berjalan di arah
yang benar, maka peneliti haruslah hati-hati dalam memilih metodologi. Sehingga
proses pemilihan metode penelitian adalah bagian yang sangat penting di dalam
proses penelitian. Dengan kata lain; Metodologi berguna dalam rangka memetakan
pekerjaan penelitian secara keseluruhan dan memberikan kredibilitas kepada
hasil penelitian yang dicapai nantinya.
Kesimpulan dari berbagai pengertian tentang metodologi di atas, menurut
versi statistikian adalah: metodologi penelitian adalah sebuah upaya sistematis
dalam rangka pemecahan masalah yang dilakukan peneliti agar dapat menjawab
permasalahan-permasalahan atau fenomena yang terjadi.
Dengan menggunakan metodologi penelitian, peneliti akan dapat mengambil
kesimpulan-kesimpulan sehingga dapat menemukan solusi dari permasalahan. Serta
kesimpulan-kesimpulan tersebut dapat dipercaya, sebab menggunakan
pengukuran-pengukuran secara scientific.
Manfaat Metodologi
Penelitian
Manfaat metodologi penelitian adalah:
- Menggunakan metodologi,
peneliti dapat memudahkan pekerjaannya agar sampai pada tahap pengambilan
keputusan atau kesimpulan-kesimpulan.
- Menggunakan metodologi, para
peneliti dapat mengatasi berbagai keterbatasan yang ada, misalnya
keterbatasan waktu, biaya, tenaga, etik, dan lain-lain.
- Kesimpulan yang diambil oleh
peneliti dapat terpercaya.
- Kesimpulan yang diambil dapat
digunakan untuk memecahkan permasalahan.
Metode Penelitian
Apabila kita sudah memahami arti dan manfaat dari metodologi penelitian,
maka kita akan sampai pada pertanyaan: ada berapa macam metode penelitian?
Berdasarkan berbagai sumber yang ada, Metode penelitian ada dua macam,
yaitu metode penelitian kuantitatif dan metode penelitian kualitatif. Untuk penjelasan secara komprehensif
pada dua jenis metode penelitian ini, statistikian sudah menjelaskannya dalam
artikel lain dalam website ini. Silahkan baca:
Namun, beberapa sumber yang lain menyebutkan bahwa selain metode
penelitian kuantitatif dan kualitatif, ada metode yang lain, yaitu korelasi dan analisis regresi serta Meta-Analysis. Statistikian tidak
dapat menjelaskan mengapa korelasi, analisis regresi dan meta-analysis menjadi
bagian yang lain dari pada metode kuantitatif dan kualitatif. Padahal menurut statistikian, korelasidan analisis regresi merupakan bagian dari metode penelitian
kuantitatif. Dan lebih tepat disebut sebagai jenis-jenis analisis dari pada
disebut sebagai jenis metode penelitian. Hal ini menajadi pekerjaan rumah bagi
statistikian dan juga para pembaca untuk menemukan jawabannya. Begitu juga
Meta-Anaysis, statistikian berpendapat bahwa jenis ini termasuk ke dalam metode
penelitian kualitatif.
Metodologi
penelitian adalah proses
atau cara ilmiah untuk mendapatkan data yang akan digunakan untuk keperluan penelitian[1]. Metodologi juga merupakan analisis teoretis mengenai suatu cara atau
metode.[butuh
rujukan] Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang
sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha
yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang
memerlukan jawaban.[2] Hakikat penelitian dapat dipahami dengan mempelajari berbagai
aspek yang mendorong penelitian untuk melakukan penelitian.[butuh
rujukan] Setiap
orang mempunyai motivasi yang berbeda, di antaranya dipengaruhi oleh tujuan dan
profesi masing-masing. Motivasi dan tujuan penelitian secara umum pada dasarnya
adalah sama, yaitu bahwa penelitian merupakan refleksi dari keinginan manusia
yang selalu berusaha untuk mengetahui sesuatu.[3] Keinginan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan merupakan
kebutuhan dasar manusia yang umumnya menjadi motivasi untuk melakukan
penelitian.
PENGERTIAN METODE
Metode (method), secara harfiah berarti cara. Selain itu metode
atau metodik berasal dari bahasa Greeka, metha, (melalui atau melewati), dan
hodos (jalan atau cara), jadi metode bisa berarti jalan atau cara yang harus di
lalui untuk mencapai tujuan tertentu.
Secara umum atau luas metode atau metodik berarti ilmu
tentang jalan yang dilalui untuk mengajar kepada anak didik supaya dapat
tercapai tujuan belajar dan mengajar. Prof. Dr.Winarno Surachmad (1961),
mengatakan bahwa metode mengajar adalah cara-cara pelaksanaan dari pada
murid-murid di sekolah.Pasaribu dan simanjutak (1982), mengatakan bahwa metode
adalah cara sistematik yang digunakan untuk mencapai tujuan.
Metode adalah prosedur atau cara yang ditempuh untuk mencapai
tujuan tertentu. Kemudian ada satu istilah lain yang erat kaitannya dengan dua
istilah ini, yakni tekhnik yaitu cara yang spesifik dalam memecahkan masalah
tertentu yang ditemukan dalam melaksanakan prosedur.
Pengertian organisasi dan metode secara lengkap adalah
Rangkaian proses kegiatan yang harus dilakukan untuk meningkatkan kegunaan segala sumber dan faktor yang menentukan bagi berhasilnya proses manajemen terutama dengan memperhatikan fungsi dan dinamika organisasi atau birokrasi dalam rangka mencapai tujuan yang sah ditetapkan.
Rangkaian proses kegiatan yang harus dilakukan untuk meningkatkan kegunaan segala sumber dan faktor yang menentukan bagi berhasilnya proses manajemen terutama dengan memperhatikan fungsi dan dinamika organisasi atau birokrasi dalam rangka mencapai tujuan yang sah ditetapkan.
PENGERTIAN METODOLOGI
PENELITIAN
Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan
prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu. Metodologi juga
merupakan analisis teoritis mengenai suatu cara atau metode. Penelitian merupak
an suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan,
juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki
masalah tertentu yang memerlukan jawaban. Hakekat penelitian dapat
dipahami dengan mempelajari berbagai aspek yang mendorong penelitian untuk
melakukan penelitian. Setiap orang mempunyai motivasi yang berbeda, di
antaranya dipengaruhi oleh tujuan dan profesi masing-masing. Motivasi dan
tujuan penelitian secara umum pada dasarnya adalah sama, yaitu bahwa penelitian
merupakan refleksi dari keinginan manusia yang selalu berusaha untuk mengetahui
sesuatu. Keinginan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan merupakan
kebutuhan dasar manusia yang umumnya menjadi motivasi untuk melakukan
penelitian.
Adapun tujuan
Penelitian adalah penemuan, pembuktian dan pengembangan ilmu pengetahuan.
- Penemuan. Data yang diperoleh dari penelitian merupakan
data-data yang baru yang belum pernah diketahui.
- Pembuktian. Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk
membuktikan adanya keraguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu.
- Pengembangan. Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk
memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada.
Kegunaan penelitian
dapat dipergunakan untuk memahami masalah, memecahkan masalah, dan
mengantisipasi masalah.
- Memahami masalah. Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk
memperjelas suatu masalah atau informasi yang tidak diketahui dan
selanjutnya diketahui.
- Memecahkan masalah. Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk
meminimalkan atau menghilangkan masalah.
- Mengantisipasi masalah. Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk
mengupayakan agar masalah tersebut tidak terjadi.
Diagram alir proses
penelitian
Jenis Data dalam
Penelitian
Langkah Dalam Metode
Ilmiah
Pelaksanaan penelitian
dengan menggunakan metode ilmiah harus mengikuti langkah-langkah tertentu.
Marilah lebih dahulu ditinjau langkah-langkah yang diambil oleh beberapa ahli
dalam mereka melaksanakan penelitian.
Schluter (1926)
memberikan 15 langkah dalam melaksanakan penelitian dengan metode ilmiah.
Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pemilihan bidang,
topik atau judul penelitian.
2. Mengadakan survei
lapangan untuk merumuskan masalah-malalah yang ingin dipecahkan.
3. Membangun sebuah
bibliografi.
4. Memformulasikan dan
mendefinisikan masalah.
5. Membeda-bedakan dan
membuat out-line dari unsur-unsur permasalahan.
6. Mengklasifikasikan
unsur-unsur dalam masalah menurut hu-bungannya dengan data atau bukti, baik
langsung ataupun tidak langsung.
7. Menentukan data
atau bukti mana yang dikehendaki sesuai dengan pokok-pokok dasar dalam masalah.
8. Menentukan apakah
data atau bukti yang dipertukan tersedia atau tidak.
9. Menguji untuk
diketahui apakah masalah dapat dipecahkan atau tidak.
10. Mengumpulkan data
dan keterangan yang diperlukan.
11. Mengatur data
secara sistematis untuk dianalisa.
12. Menganalisa data
dan bukti yang diperoleh untuk membuat interpretasi.
13. Mengatur data
untuk persentase dan penampilan.
14. Menggunakan
citasi, referensi dan footnote (catatan kaki).
15. Menulis laporan
penelitian.
A.
JENIS-JENIS PENELITIAN
Dari berbagai literatur yang ada jenis penelitian sangat banyak
sekali. Menurut Sugiyono (2002:2) jenis penelitian dapat dikelompokkan menurut
tujuan, pendekatan, tingkat eksplanasi dan jenis data. Berikut ini pembagian
jenis penelitian menurut Sugiyono (2002: 2-10):
Tabel 3
Tujuan
|
Pendekatan
|
Tingkat Eksplanasi
|
Jenis Data
|
1. Murni
2. Terapan
|
1. Survey
2. Ex Post Facto
3. Eksperimen
4. Naturalistik
5. Policy Research
6. Action Research
7. Evaluasi
8. Sejarah
|
1. Deskriptif
2. Komparatif
3. Assosiatif
|
1. Kuantitatif
2. Kualitatif
3. Gabungan Keduanya
|
Sedangkan Nazir (1999:54) membagi penelitian menjadi 5 kelompok
yaitu:
Tabel 4
Sejarah
|
Deskripsi
|
Eksperimental
|
Grounded Theory
|
Penelitian Tindakan
|
1. Sejarah komparatif
2. Yuridis legal
3. Biografis
4. Bibliografis
|
1. Survey
2. Deskriptif
berkesinambungan
3. Studi kasus
4. analisis pekerjaan
5. Studi komparatif
6. Studi waktu
|
1. Absolut
2. Komparatif
3. True experimental
4. Quasi experimental
|
Grouded Theory
|
Action Research
|
Sedangkan Lexy Moleong (2000) salah seorang diantara tokoh
peneliti kualitatif membagi penelitian menjadi 4 macam yaitu:
1. Pendekatan fenomenologis
2. Interaksi Simbolik
3. Kebudayaan
4. Etnometodologi
Menurut Slamet (2003:3), jenis penelitian dapat dibagi menjadi:
Jenis penggolongan
|
Macam penelitian
|
Menurut
tujuan
|
1. Penelitian eksplorasi
2. penelitian pengembangan
3. penelitian verifikasi
|
Menurut
pendekatan
|
1. Penelitian cross sectional
2. Penelitian longitudinal
/time series
3. Penelitian studi kasus
4. Penelitian Grounded
5. Penelitian survey
6. Penelitian assessment
7. Penelitian evaluasi
8. Penelitian aksi
|
Menurut
tempat
|
1. Penelitian perpustakaan
2. Penelitian laboratorium
3. Penelitian kancah
|
Menurut
pemakaian
|
1. Penelitian murni
2. Penelitian terapan
|
Menurut
bidang ilmu
|
1. Penelitian pendidikan
2. Penelitian ekonomi
3. Penelitian hukum
4. dll
|
Menurut
taraf penelitian
|
1. Penelitian deskriptif
2. penelitian eksplanasi
|
Menurut
saat terjadi variabel
|
1. Penelitian histories
2. Penelitian ekspos facto
3. Penelitian eksperimen
|
Jenis penelitian menurut Newman, LW (1997) diklasifikan
berdasarkan empat dimensi: 1. Berdasarkan tujuan penelitian. 2. Berdasarkan
manfaat penelitian. 3. Berdasarkan dimensi. 4. Berdasarkan teknik pengumpulan
data.
Penjelasan
1. Penelitian Eksploratory
Penelitian yang bertujuan untuk mengeksplorasi topik baru,
menggambarkan fenomena sosial dan menjelaskan bagaimana terjadinya suatu
fenomena sosial.
Tujuan penelitian eksplorasi adalah:
a. Menjadikan sebuah topik yang
baru dikenal oleh masyarakat luas.
b. Mengembangkan gambaran dasar
mengenai topik yang sedang dibahas.
c. Menggeneralisasi beberapa
gagasan dan mengembangkan teori yang bersifat tentatif.
d. Membuka kemungkinan
diadakanya penelitian lanjutan mengenai topik yang sedang dibahas.
e. Memformulasikan pertanyaan
dan menjelaskan kembali sebuah topik sehingga menjadi lebih sistematik untuk
dimengerti.
f. Mengembangkan teknik dan
arah untuk penelitian selanjutnya.
2. Penelitian Deskriptif
Tujuan penelitian deskriptif adalah menyajikan gambaran yang
lengkap mengenai setting sosial dan hubungan-hubungan yang terdapat dalam
penelitian.
Tujuan dari penelitian deskriptif adalah:
a. Menghasilkan gambaran yang
akurat tentang sebuah kelompok.
b. Menggambarkan mekanisme
sebuah proses atau hubungan.
c. Memberikan gambaran, baik
yang berbetnuk verbal maupun numerikal.
d. Menyajikan informasi dasar.
e. Menciptakan seperangkat
kategori atau pengklasifikasian.
f. Menjelaskan tahapan-tahapan
atau seperangkat tatanan.
g. Menyimpan informasi yang
tadinya bersifat kontradiktif mengenai subyek penelitian.
3. Penelitian Eksplanatory
Penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan bagaimana sebuah
fenomena sosial terjadi. Tujuan dari penelitian ekplanasi yaitu:
a. Menjelaskan secara akurat
sebuah teori.
b. Mencari penjelasan yang
lebih baik mengenai sebuah topik.
c. Mengembangkan
pengetahuan yang lebih jauh mengenai sebuah proses.
d. Menghubungkan topik-topik
yang berbeda namun memiliki kesamaan dalam pernyataan.
e. Membangun dan
memodifikasi sebuah teori sehingga menjadi lebih lengkap.
f. Mempertahankan sebuah teori
dalam topik baru.
g. Menghasilkan bukti
untuk mendukung sebuah penjelasan atau prediksi.
4. Penelitian Murni
Penelitian murni menjelaskan pengetahuan yang amat mendasar
mengenai dunia sosial. Penelitian ini mendukung teori yang menjelaskan
bagaimana sosial, apa yang menyebabkan sebuah peristiwa terjadi.
5. Penelitian Terapan
Penelitian yang bersifat pragmatis serta berorientasi pada
perubahan serta mencoba untuk menyelesaikan masalah tertentu secara spesifik.
Penelitian ini menghasilkan rekomendasi-rekomendasi bagi masalah-masalah
tertentu, dan bukan semata-mata untuk mengembangkan teori.
Beda Penelitian Murni dan Terapan
Penelitian murni
|
Penelitian terapan
|
1. Penelitian diadakan untuk
kepuasan peneliti.
2. Peneliti secara bebas
memilih permasalahan dan subyek penelitian.
3. Penelitian diadakan
berdasarkan norma absolut penelitian yang dibuat oleh peneliti.
4. Fokus penelitian pada
logika dan rancangan penelitian yang dibuat oleh peneliti.
5. Tujuan utamanya adalah
untuk menyumbangkan pengetahuan teoritis dasar.
6. Keberhasilan dinilai
ketika hasil penelitian dimuat dalam jurnal dan memiliki pengaruh pada
komunitas ilmuan lain.
|
1. Penelitian adalah
pekerjaan yang diatur oleh sponsor yang kedudukannya ada di luar disiplin
ilmu.
2. Penelitian diadakan
berdasarkan tuntutan pemberi sponsor.
3. Sponsor diberikan
berdasarkan manfaat yang diperoleh setelah hasil penelitian.
4. Fokus penelitian adalah
kemampuan untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sehingga dapat digunakan
untuk kepentingan pemberi sponsor.
5. Tujuan utamanya adalah
tujuan pragtis dari hasil penelitian.
6. Keberhasilan dinilai
ketika hasil penelitian dapat digunakan oleh pihak pemberi sponsor dalam
membuat keputusan.
|
Ada beberapa macam penelitian terapan yaitu:
a. Action research
Merupakan penelitian terapan yang berfokus pada tindakan sosial
seperti masalah gender
b. Evaluative
Penelitian terapan yang mengukur keberhasilan suatu program,
penelitian evaluaitve ini meliputi:
– Formatif, yaitu
penelitian yang dilakukan selama program berjalan.
– Sumatif, berupa
penelitian yang dilakukan ketika program sudah selesai.
6. Penelitian Cross Sectional
Penelitian yang mengambil satu bagian dari gejala (populasi) pada
satu waktu tertentu. Penelitian ini biasanya merupakan penelitian yang mudah
dan berbiaya murah
7. Penelitian Longitudinal
Penelitian yang dilakukan pengamatan-pengamatan yang berkaitan
dengan satu fenomena sosial –informasi-informasi mengenai masyarakat atau unit
penelitian lain dalam durasi waktu tertentu yang dilakukan lebih dari sekali.
Penelitian ini lebih kompleks dan memerlukan biaya lebih banyak dibandingkan
dengan cross sectional.
Penelitian ini terdiri dari:
a. Panel studi, yaitu peneliti mengamati kelompok
orang-orang yang sama dalam kurun waktu yang berbeda.
b. Time series, yaitu peneliti mengumpulkan tipe
informasi yang sama mengenai perubahan gejala dari sekelompok orang dalam waktu
yang berbeda.
c. Cohort studi, yaitu peneliti mengamati perubahan
gejala pada pada sejumlah responden dengan karakteristik yang sama – bisa
dilihat dari pengalaman hidup yang dimilikinya.
8. Penelitian Case Study
Penelitian ini bersifat mendalam dengan penekanan pada kasus-kasus
yang spesifik yang terjadi pada satu rentang waktu yang ketat.
9. Penelitian Eksperimen
Penelitian yang dilakukan dalam lingkungan laboratorium maupun
dalam kehidupan yang sebenarnya. Peneliti biasanya menciptakan kondisi yang
dimanipulasi bagi salah satu kelompok subyek penelitiannya.
10. Penelitian Survey
Peneliti mengajukan pertanyaan tertulis, baik yang telah tersusun
dalam kuisioner maupun dalam wawancara.
11. Penelitian Content Analisis
Teknik pengumpulan data untuk menjelaskan formasi yang terdapat
dalam material yang bersifat simbolik seperti gambar, film dan lirik lagu.
12. Penelitian Excisting Variabel
Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan data statistik yang
dikumpulkan pada penelitian terdahulu maupun laporan yang diberikan oleh
pemerintah.
13. Penelitian Lapangan
Penelitian yang dilakukan dalam bentuk studi kasus pada kelompok
kecil orang dalam durasi waktu tertentu.
14. Penelitian historical comparative
Menjelaskan aspek-aspek kehidupan sosial yang terjadi di masa lalu
atau yang terjadi pada kebudayaan yang berbeda.Penelitian historis bertujuan
untuk merekonstruksi masa lampau secara sistematis dan obyektif, dengan cara
mengumpulkan, mengevaluasi dan memverifikasikan, serta mensistematiskan
bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat,
dihubungkan dengan fakta yang ada pada masa sekarang dan proyeksi masa depan.
15. Penelitian Perkembangan
Penelitian perkembangan bertujuan untuk menyelidiki pola dan
perurutan pertumbuhan atau perubahan sebagai fungsi waktu. Contoh studi
mengenai pertumbuhan anak secara langsung dengan mengukur pertumbuhan dan
perkembangan anak (individu) yang diteliti.
16. Penelitian Korelasional
Tujuan penelitian korelasional adalah untuk menyelidiki sejauh
mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada
satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi.
17. Penelitian Kausal Komparatif
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan
sebab akibat yang ada, mencari kembali fakta yang mungkun menjadi penyebab
melalui daa tertentu.
18. Penelitian Eksperimental Sungguhan
Penelitian eksperimental sungguhan bertujuan untuk menyelidiki
kemungkinan saling hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan kepada satu
atau lebih kelompok eksperimental, satu atau lebih kondisi perlakuan dari
membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak
dikenai perlakuan.
19. Penelitian Eksperimental Semu
Penelitian Eksperimental semu bertujuan untuk memperoleh informasi
yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh denganeksperimen
yang sebenarnya dalam keadaan ang tidak memungkinkan untuk mengontrol atau
memanipulasikan semua variabel yang relevan.
20. Penelitian Eksplorasi
Penelitian yang mencari sebab akibat permasalahan dan maslah
tersebut belum pernah terjadi, sehingga peneliti bertindak dalam suasana
kegelapan, namun berusaha untuk menemukan permaslahan yang sedang atau akan
diteliti.
21. Penelitian Pengembangan
Bertujuan untuk mengembangkan hasil penelitian yang pernah dilakukan
sebelumnya, baik pengembangan ilmu murni maupun untuk terapan
22. Penelitian Verifikasi
Penelitian yang bermaksud mengulangi penelitian dengan maslah dan
obyek yang sama, dengan tujuan mengoreksi penelitian sebelumnya.
23. Penelitian Grounded
Suatu metode penelitian yang mendasarkan diri kepada fakta dan
menggunakan analisa perbandingan bertujuan untuk mengadakan generalisasi
empiris, menetapkan konsep-konsep, membuktikan teori dan mengembangkan teori
dimana pengumpulan data dan analisa data berjalan pada waktu yang bersamaan.
24. Penelitian Asessment
Penelitian ini dalam kasus-kasus management atau ekonomi digunakan
untuk penilaian suatu proyek dimulai sampai akhir proyek, sehingga kredibilitas
peneliti sangat diutamakan.
25. Penelitian Perpustakaan
Penelitian yang dilakukan di ruang perpustakaan dengan berbagai
literature atau yang disebut dengan penelitian literatur
26. Penelitian Laboratorium
Penelitian yang dilakukan di laboratorium dengan menggunakan
eksperimen-eksperimen biasa sering digunakanoleh orang-orang eksakta
27. Penelitian Kancah
Penelitian yang berhubungan dengan masyarakat tentang manusia
dimana persoalan atau permaslahan tidak kunjung selesai.
28. Penelitian Ekspos Fakto
Penelitian untuk mengekspos kejadian-kejadian yang sedang
berlangsung
B. Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian secara ekstrim dipisahkan menjadi dua macam
yaitu paradigma kuantitatif, dan paradigma kualitatif.
1. Paradigma Kuantitatif
Paradigma ini menekankan pada pengujian teori-teori melalui
pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis
data dengan prosedur statistik.
2. Paradigma Kualitatif
Penelitian ini menekankan pada pemahaman mengenai masalah-masalah
dalam kehidupan sosial berdasarkan kondisi realitas atau natural setting yang
holistik, komplek dan rinci.
Tabel 1: Perbedaan Asumsi Paradigma Kuantitatif dan Kualitatif
Paradigma Kuantitatif
|
Paradigma Kualitatif
|
Realitas bersifat objektif
dan berdimensi tunggal.
|
Realitas bersifat subjektif
dan berdimensi banyak.
|
Peneliti independen terhadap
fakta yang diteliti.
|
Peneliti berinteraksi dengan
fakta yang diteliti.
|
Bebas nilai dan tidak bias.
|
Tidak bebas nilai dan bias.
|
Pendekatan deduktif.
|
Pendekatan induktif.
|
Pengujian teori dengan
analisis kuantitatif.
|
Penyusunan teori dengan
analisis kualitatif.
|
C. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian diisi dengan identifikasi karakteristik lokasi
dan alasan memilih lokasi serta bagaimana peneliti memasuki lokasi tersebut.
Lokasi hendaknya diuraikan dengan jelas, jika perlu disertakan peta lokasi, struktur
organisasi, dan suasana kerja sehari-hari. Pemilihan lokasi harus didasarkan
pada kemenarikan dan keunikannya
D. Waktu Penelitian
Periode penelitian disebutkan dengan jelas, diawali dengan kapan
dimulainya penelitian sampai dengan target selesainya penelitian yang akan
dilakukan.
E.
Sumber Data
Data yang dikumpulkan secara garis besar dapat dibagi menjadi:
1. Data primer. Yaitu data yang dikumpulkan, diolah, dan
disajikan oleh peneliti dari sumber pertama.
2. Data sekunder. Yaitu data yang dikumpulkan, diolah, dan
disajikan oleh pihak lain yang biasanya dalam bentuk publikasi ilmiah atau
jurnal.
F.
Metode Pengumpulan Data
Ada beberapa metode pngumpulan data. Yaitu: metode observasi
(pengamatan), metode kuisioner (angket), metode interviw (wawancara), dan
metode dokumentasi.
1. Metode Observasi (Pengamatan)
a. Pengertian dan ciri-ciri
Pengamatan adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki.
Ciri-ciri metode observasi adalah:
1) Mempunyai arah yang khusus, sistematik, bersifat kuantitatif.
2) Diikuti pencatatan segera
(pada waktu observasi berlangsung), hasilnya dapat dicek dan dibuktikan.
b. Petunjuk untuk mengadakan pengamatan:
1) Memiliki pengetahuan
terhadap apa yang akan diobservasi dan berlaku sangat cermat dan kritis.
2) Menyelidiki tujuan
penelitian (baik umum maupun khusus). Kejelasan tujuan penelitian akan menuntun
mempermudah apa yang harus diobservasi.
2. Metode Kuisioner (Angket)
a. Pengertian dan tujuan
Metode kuisioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian
pertanyaan mengenai sesuatu maslaah atau bidang yang akan diteliti untuk
memperoleh data, angket disebarkan kepada responden (orang-orang yang menjawab
jadi yang diselidiki), terutama pada penelitian survei.
Tujuan dilakukan angket atau kuisioner ialah: 1) Memperoleh
informasi yang relevan dengan tujuan penelitian. 2) Memperoleh informasi
mengenai suatu maslaah secara serentak.
b. Macam-macam angket
1) Menurut prosedurnya, angket terbagi menjadi:
i. Angket langsung, yaitu
angket yang dikirimkan kepada dan dijawab oleh responden.
ii. Angket tidak langsung,
yaitu angket yang dikirim kepada seseorang untuk mencari informasi (keterangan)
tentang orang lain.
2) Menurut jenis penyusun itemnya dapat dibedakan menjadi:
i. Angket tipe isian, yang terbagi menjadi dua:
i.a. Angket terbuka, yaitu
apabila responnya tentang masalah yang dipertanyakan
Contoh: Bagaimana pendapat anda
jika seseorang yang berkelainan (tuna) baik fisik maupun mental tidak dididik?
Jawab: ….
i.b. Angket tertutup, yaitu
angket yang diwajibkan oleh responden secara oleh faktor-faktor tertentu
misalnya faktor subyektivitas seseorang
Contoh: Siapa nama anda? Jawab …
Apa hobi anda? Jawab …
ii. Angket tipe pilihan.
Yaitu angket yang harus dijawb oleh responden dengan cara tinggal
memilih salah satu jawaban yang sudah tersedia jumlah alternatif jawab minimal
dua dan maksimal sebaiknya lima alternatif, dengan maksud supaya responden
tidak bosan.
Contoh: Sudah berapa lama anda tinggal di kota ini?
Jawab:
( …. ) 1 tahun atau kurang dari 2 tahun
( …. ) 2 tahun atau hampir 2 tahun
( …. ) 3 tahun atau hampir 3 tahun
( …. ) 4 tahun atau hampir 4 tahun
c. Menyusun petunjuk
Dalam menyusun petunjuk-petunjuk untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan perlu diperhatikan petunjuk-petunjuk berikut ini:
1) Petunjuk harus singkat, lengkap, jelas namun tepat.
2) Petunjuk harus jelas. Hindarkan kata-kata asing, sulit bahkan
kabur.
3) Tiap-tiap jawaban yang
berbeda dengan jawaban berikutnya, hendaknya diberi petunjuk baru.
4) Bila perlu gunakanlan
contoh. Berilah satu atau dua contoh tentang cara menjawabnya, namun jangan
menimbulkan kesan menyarankan atau memberi sugesti kepada respon (orang yang
diberi kuisioner)
c. Menyusun items (pertanyaan-pertanyaan)
1) Mempergunakan kata.
Dalam membuat kuisoner, hendaknya diperhatikan beberapa hal
berikut ini:
i. Tegas dan jelas, biasa
dipakai sehari-hari yang sudah dimengerti oleh responden.
ii. Hindari kata-kata yang
sifatnya sentimentil. Gantilah kata-kata itu dengan yang lebih sopan.
2) Urutan-urutan pertanyaan.
Pada umumnya daftar pertanyaan mengandung tiga unsur, yaitu:
i. Informasi yang akan dikumpulkan.
ii. Identitas responden. Seperti nama, umur, kelamin, dan lain
sebagainya.
iii. Bagian yang memuat mengenai tenaga lapangan (field worker).
3) Susunan pertanyaan.
i. Pertanyaan sebaiknya dimulai
dengan pertanyaan-pertanyaan yang menimbulkan perhatian dan minat, serta
gampang dijawab.
ii. Pertanyaan yang kurang
menarik perhatian, apalagi mengenai soal-soal pribadi, sebaiknya diletakkan di
bagian tengah angket.
iii. Sebaiknya diajukan
pertanyaan-pertanyaan pancingan untuk mengecek jawaban dari
pertanyaan lain.
iv. Pertanyaan-pertanyaan harus
disusun secara sistematis.
d. Menganalisis data
Setelah semua jawaban diterima kembali dan dicek kelengkapan
jawabannya, lalu dilanjutkan dengan menabulasikan hasil-hasil jawaban yang ada
ke dalam daftar tabulasi, untuk sementara jawaban yang kurang lengkap
dipisahkan terlebih dahulu.
Bila data yang masuk sudah cukup lengkap dan persiapan analisis
(tabulasi) telah cukup baik dan benar, maka analisis dapat segera dilaksanakan.
Untuk lebih menperdalam dan mengongkretkan analisis, gunakanlah analisis
kuantitatif (statistik). Namun jika permasalahannya dipandang cukup simpel,
analisisnya dapat menggunakan kualitatif (pernyataan-pernyataan/statement
saja).
3. Metode Interview (Wawancara)
Wawancara adalah proses tanya-jawab dalam penelitian yang
berlangsung secara lisan. Dilakukan dalam tatap muka dua orang atau lebih,
lalau mendengarkan secara langsung informasi atau keterangan-keterangan yang
dibutuhkan.
Tujuan wawancara ialah untuk mengumpulkan informasi, dan bukannya
untuk mengubah atau memengaruhi pendapat responden.
4.
Metode Dokumentasi
Metode ini berasal dari:
a. Sumber tertulis. Seperti buku, majalah ilmiah, arsip, atau
dokumen pribadi maupun resmi.
b. Foto-foto.
C. Data statistik sebagai data tambahan.
G.
Populasi dan Sampel
Populasi seperti dikatakan Suharsimi (1993), adalah keseluruhan
subyek penelitan. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam
wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Scarvia
B. Anderson (1975) mengatakan, “A population is a set (or collection) of
elements possessing one or more attributes of interest.” Sedangkan Husein
(2002) mengartikan populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari
obyek atau subyek yang memunyai karakteristik tertentu dan kesempatan sama
untuk dipilih menjadi anggota sampel. Sedangkan Singarimbun (1989), berpendapat
populasi ialah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan
diduga.
Menurut Suharsimi (1993), sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti. Sedangkan Husein (2002), berpendapat bahwa sampel
merupakan bagian kecil dari suatu populasi. Sekaran (2003) menilai, hampir
seluruh populasi diambil sebagai sampel. Dan menurut Roscoe (dalam Sekaran,
2003) ukuran sampel lebih besar dari 30, dan kurang dari 500 adalah jumlah yang
cocok untuk hampir semua jenis penelitian.
Pada umumnya masalah sampling timbul apabila
peneliti bermaksud untuk:
1. Mereduksi obyek penyelidikannya dengan mengambil sebagian obyek
gejala atau kejadian yang dimaksudkan saja.
2. Peneliti ingin mengadakan generalisasi dari hasil
penyelidikannya. Mengadakan generalisasi berarti mengesahkan
kesimpulan-kesimpulan kepada obyek-obyek gejala atau kejadian-kejadian yang
lebih luas daripada obyek-obyek gejala maupun kejadian-kejadian yang
diselidiki.
1. Petunjuk mengambil sampel
a. Daerah generalisasi
Yang terpenting di sini adalah menentukan terlebih dahulu luas
populasi sebagai daerah generalisasi. Selanjutnya barulah menentukan sampel
dari daerah penelitian itu. Contoh yang penting untuk diperhatikan, jika kita
ingin menyelidik hanya satu kelas dalam sebuah sekolah, jangan perluas
pengambilan sampelnya hingga ke kelas-kelas lain. Apalagi meluaskannya hingga
menyimpulkan sekolah-sekolah lain.
2. Penegasan sifat-sifat dan batas-batas populasi
Bila luas daerah generalisasinya telah ditetapkan, haruslah segera
diikuti dengan penegasan tentang sifat-sifat populasinya. Penegasan ini sangat
penting bila menginginkan adanya validitas dan reliabilitas penelitian.
3. Sumber-sumber informasi tentang populasi
Untuk mengetahui ciri-ciri populasi secara rinci, dapat diperoleh
melalui bermacam-macam sumber informasi sepuytar populasi yang dituju. Misalnya
menelisik sensus penduduk, atau dokumen yang disusun oleh instansi dan
organisasi.
4. Menetapkan besar kecilnya sampel
Dalam konteks ini, penelitian pada dasar tidak membatasi besar
atau kecilnya sampel yang harus diambil.
5.
Teknik-teknik Sampling
a. Teknik random sampling (probability
sampling).
Yaitu pengambilan sampling secara acak. Atau
teknik pengambilan sampel semua individu dalam populasi, baik secara
sendiri-sendiri atau bersama-sama. Semua sampel diberi kesempatan sama untuk dipilih
menjadi anggota sampel.
Pelaksaan teknik ini dapat berupa:
1) Undian
2) Ordinal. Yaitu dengan memilih nomor-nomor genap atau gasal atau
kelipatan tertentu melalui pembuatan daftar yang berisi semua subyek, obyek
peristiwa atau kelompok yang akan diselidiki, lengkap dengan nomor urutnya.
3) Randomisasi dari tabel bilangan random. Cara
ini menuntun para peneliti untuk memilih anggota sampel dengan langkah
menjatuhkan pensil secara sembarang pada petak-petak tabel yang berisi
nomor-nomor, hingga diperoleh sebanyak anggota yang dibutuhkan.
b. Teknik non random sampling (non probability
sampling).
Yaitu cara pengambilan sampel yang tidak memberi semua anggota
populasi kesempatan untuk dipilih menjadi sampel. Penelitian-penelitian
pendidikan maupun psikologi, adakalanya menggunakan teknik ini, karena
mempertimbangkan faktor-faktor tertentu. Misalnya: faktor umur, tingkat
kedewasaan, tingkat kecerdasan dan lain-lain.
6. Cara menentukan jumlah sampel
Untuk menentukan besarnya sampel dari populasi yang ada, peneliti
dapat menggunakan rumus Slovin (Husein Umar,SE,MM, 2002:146):
21NeNn+=
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
e= Prosen kelonggaran
ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir
atau diinginkan.
Contoh:
Jika jumlah populasinya 245, lalu berapakah jumlah populasi
minimal yang harus diambil dengan taraf sign 10 % ?
Jawabannya adalah sebagai berikut:
2)1,0(2451245+=n
n = 71
Sedangkan menurut Naresh K. Malhotra (1993), untuk menentukan
ukuran sampel dari populasi, ditetapkan sesuai dengan variabel atau butir
pertanyaan yang digunakan dalam penelitian. Menurutnya, jumlah sampel
(responden) paling sedikit 4 atau 5 kali jumlah variabel yang digunakan dalam
penelitian.
Misalnya, dalam sebuah penelitian menggunakan 15 variabel, maka
besar sampelnya minimal 60 orang (15×4). Dengan demikian, jumlah 60 sampel
responden dianggap sudah memenuhi syarat.
Cara menghitung sampel yang paling mudah adalah dengan menggunakan
formulasinya Sekaran (2003). Dalam tabel simulasinya Sekaran telah menentukan
jumlah sampel minimal yang harus diambil jika seseorang mengadakan penelitian.
sumber :